Pada prinsip utamanya, pendidikan bukanlah tempat yang murni dari permasalahan, masih banyak faktor memacu yang membuat lingkungan sekolah tidak aman. Bukan saja karena eksistensi serta formalitiaas yang tidak memadai namun yang paling dominan adalah faktor individual yang ditimbulkan oleh perbuatan siswa itu sendiri, sehingga lembaga-lembaga pendidikan yang dipercaya dapat mendidik siswa menjadi pihak utama yang harus bertanggung jawab atas kenakalan-kenakalan yang dilakukan baik yang disengaja maupun tidak. Adapun beberapa hal yang mempengaruhi proses belajar siswa:
a. Faktor keluarga
Sudah sewajarnya bahwa keluarga terutama orang tua memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa kasih sayang, perasaan kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua untuk mendidik anak-anaknya timbul dengan sendirinya secara alami tidak karena dipaksa atau dibuat-buat, begitu juga kasih sayang yang diberikan pada anaknya harus tulus dan ikhlas, namun suatu hal yang mengenal pikiran seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang tua yang melupakan tanggung jawabnya, tujuan utama mereka bukan ingin mendidik anaknya menjadi orang sukses, tetapi lebih mementingkan charier demi kemashurannya dirinya, tidak ada perasaan saling menghargai antara suami istri, kehidupan rumah tangga hanyalah simbolis sehingga kebiasaan buruk yang sering kali terjadi terulang adalah pertengkaran, dari hal inilah yang sangat mempengaruhi mental anak, seharusnya yang diembannya sebagai siswa menjadi tempat pengembangan dirinya dengan dukungan keluarga menjadi terbalik justru yang dicatat adalah ketidakwenangan, konsentrasi belajar buyer, hidupnya berantakan, itu semua muncul pengaruhnya dari keadaan keluarga yang tidak harmonis dan tenteram sehingga anak kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena anak butuh dukungan dalam belajar. setidaknya ketika dalam belajar ada orang tua disampingnya dengan serta menemani dan membimbing sehingga hasilnya dapat dirasakan jika anak mendapatkan perhatian penuh dari orang tua.
b. Faktor lingkungan
Kehidupan masyarakat juga berpengaruh pada konsentrasi belajar anak, karena kondisi yang tidak memungkinkan dapat memperburuk keadaan terutama bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Kehidupan sosial merupakan kebutuhan utama masyarakat untuk saling berinteraksi, saling menghargai dan menyayangi dan untuk mengenal sosial, namun kehidupan tidak akan selamanya melahirkan dampak positif pasti ada sisi negatif yang tidak dapat kita pungkiri terutama bagi siswa/pelajar yang masih mengenyam dibangku pendidikan sekolah. Jika faktor lingkungannya bagus dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan, maka keberadaan status sebagai siswa dapat dihargai dan mendapat dukungan penuh juga memiliki banyak kesempatan untuk mengaplikasikan kemampuan serta kelebihan yang dimiliki siswa lebih tenang untuk belajar, karena tidak ada pengaruh-pengaruh lingkungan negatif. Sebaliknya jika lingkungan rusak maka ini menjadi suatu kekhawatiran siswa sehingga siswa tidak bisa menjalankan rutinitas belajarnya dengan tenang, setiap saat ada masalah yang ditimbulkan dari masyarakat yang tidak senang yang berusaha memprofokatori siswa agar terjerumus kedalam lingkungan yang tidak sehat. Faktor lingkungan ini begitu besar pengaruhnya yang dapat menimbulkan kesenjangan status sosial.
c. Pergaulan Remaja
Sebagai manusia remaja mempunyai berbagai macam kebutuhan yang menuntut untuk dipenuhi dan merupakan pola sumber dari pada timbulnya berbagai masalah didalam dirinya terutama dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Remaja tidak akan pernah bisa menghindari dengan yang namanya pergaulan bebas apalagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Interaksi sosial yang begitupun kental sesama siswa menimbulkan satu ikatan yang tidak dapat dipisahkan bagi persahabatan apapun dilakukan walaupun harus mengorbankan harga dirinya. Hal ini cenderung dilakukan karena ada sesuatu yang mendorong dan akhirnya berdampak negatif, jika siswa sudah terjerumus kedalam pergaulan bebas, maka sekolah nya akan berantakan, konsentrasi belajar tidak konsisten, cenderung melakukan hal-hal yang membuat dirinya senang, otomatis bangku sekolah bukanlah sesuatu yang menyenangkan lagi hanya dijadikan sebagai retinitis setiap hari, siswa lebih suka berhura-hura demi memuaskan diri tetapi merugikan dalam proses belajar serta hanya menuruti keinginan hawa nafsunya.
Faktor-faktor tersebut di atas yang sangat dominan menjadi salah satu pemicu yang sangat berpengaruh pada psikis anak dalam mengenal dunia pendidikan.
by. Dogomo Ipouga
by. Dogomo Ipouga


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !