Lobi-lobi politik aktif dijalankan. Keaktifan politik
menjalan pilkada Dogiyai bisa mengarah pada nuansa kekerasan seperti trik-trik
saling menjatuhkan, mencari serta mengusut-usut kesalahan, saling jegal dan
rebutan simpati. Hal ini bila tidak diantisipasi sejak dini, maka bisa
mengarahkan pada perilaku kekerasan politik.
Kekerasan politik meski dalam bentuknya yang paling
sederhana jika punya relasi erat dengan orientasi kelompok elit politik untuk
memenuhi kepentingan. Upaya pemenuhan ambisi dapat saja menghalalkan segala
cara berlabelkan “demi masyarakat”. Kekerasan politik menjelang Pilkada Dogiyai
bisa dilatarbelakangi oleh kiprah pelaku politik yang melihat kekuasaan sebagai
segala-galanya. Karena kekuasaan yang diselimuti orientasi “mengabdi untuk
masyarakat Dogiyai” sering membenarkan segala cara meski haram.
Maka menjelan rekapan suara Demokrasi dari pemilihanpun,
dituntut politisi yang berwatak, berkepribadian yang netral dan adil,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dari semua massa pendukung
masing-masing kandidat, demi kedepannya Dogiyai Dou Ena menjadi dasar
pembangunan di segala bidang. Politisi yang berkiprah tanpa didominasi insting
kekuasaan dan kekerasan atau Aktif Tanpa Kekerasan dari kubu pendukung kandidat
manapun. Aktif Tanpa Kekerasan adalah suatu daya kesadaran personal politisi,
sikap hidup sekaligus sistem perubahan atas dasar kebenaran dan keadilan dalam
pilkada Dogiyai yang sedang dan akan di aplikasikan oleh instansi yang terkait
( KPU). Kesadaran ini berorientasi untuk menciptakan perdamaaian, keadilan dan
keutuhan serta menjaga nama baik Dogiyai secara publik dari hal yang tidak
diinginkan terhadap rakyat sipil serta Dogiyai pada umumnya.
Dan pada prinsip dasarnya menghormati kehidupan sebagai
prinsip mutlak dan menjaga solidaritas sesama manusia. Inilah salah satu solusi
alternatif berkiprah secara baru, Aktif Tanpa Kekerasan. Politik bersifat aktif
artinya agresif terhadap ketidakadilan, kesewenangan, penindasan serta kreatif
menggali dan menemukan solusi pembebasan. Karena orientasi politik adalah
kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Aktivitas politik yang murni adalah
usaha menciptakan rasa aman, damai dan bahagia. Keaktifan seorang politisi
harus dilandasi bisikan nurani akan tingginya martabat manusia. Kesadaran ini
harus dibangun sebagai suatu sikap hidup, suatu persiapan mental untuk
berkiprah tanpa kekerasan.
Orientasi perjuangan politisi mesti berpijak di atas
solidaritas dan keprihatinan akan nasib kaum tertindas, masyarakat umum.
Berpolitik berarti hidup bersama dengan dan melibatkan diri dalam harapan,
dukacita, kegembiraan dan kepedihan kaum yang terpuruk kemanusiaannya.
Politisi yang mengambil sikap solider dengan dan bersama orang
tertindas,kaum miskin ( masyarakat sipil)
Dari mulut politisi tersalur jeritan kaum tak
bersuara. Kalau demikian yang terjadi, maka kekuasaan sebagai amanah yang
diberikan akan menjadi kesempatan untuk melayani sesama bukan sebaliknya
menindas sesama dalam nuansa kekerasan. Sampai di sini menjadi jelas,
berpolitik mengemban sebuah misi kemanusiaan, memanusiakan manusia bukannya
merendahkan martabat manusia termasuk lawan politik oleh dorongan naluri
kekuasaan belaka.
Aktivitas politik adalah aktivitas kemanusiaan, Aktif
Tanpa Kekerasan. Aktif tanpa kekerasan merupakan suatu etika berpolitik dan
menjadikan seorang politisi sebagai politikus sejati.
Para kandidat dan pendukung parpol pengusung harus mampu
menyodorkan ide-ide yang realistis, tepat sasaran dan kontekstual sesuai dengan
harapan masyarakat dalam pelaksanaan pilkada dogiyai yang sedang berlangsung
ini. Karena itu, diharapkan,sejak dini, segala aktivitas tahapan pemilukada
perlu dilakukan dengan Aktif Tanpa Kekerasan sebab suara adalah suarah
demokrasi demi mengejar Motto Dogiyai “Dogiyai Dou Ena menjadi landasan utama
bagi kedepannya.
Oleh: Yan Dogomo

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !